Jumat, 19 Oktober 2012

Nostalgia Bersama Lokomotif "Red And Blue"

Beberapa waktu yang lalu gue dapet kabar kalo Daop I Jakarta dan Daop lain di Pulau Jawa akan kedatangan Lokomotif Hasil mutasi dari Divre III Sumatera Selatan. Nah, yang menarik disini adalah yang akan dikirim kesini adalah Lokomotif CC 201 dengan kabin ala CC 203 yang aerodinamis. Spesialnya lagi, lokomotif-lokomotif tersebut berwarna Merah Biru ala Skema Perumka, meskipun beberapa ada yg sudah berlogo PT.KAI namun untuk para RF yang sudah "ngeh" sama dunia persilatan ular besi sejak masa kecilnya, ini merupakan sebuah nostaligia yang sangat mengharukan (halah, lebay)...

Jumt, 12 Oktober 2012 gue ngajak Budi buat motret itu loko nanti hari minggu sekalian silaturahmi sama kru dipo lokomotif Jatinegara, tapi belum ada balasan. Sabtu pagi, pas berangkat kuliah gue denger kabar dipo semakin diperketat lantaran banyak yang seruntulan tanpa permisi ke area dipo yang mana menganggu para pegawai, namun para RF yang waras sudah merencanakan akan berkumpul disana nanti siang, gue pun berubah pikiran karena takut nanti minggu dipo sudah makin ketat jadi mending gue kesana sekarang meskipun ngga bawa kamera kesayangan gue :(

Kuliah pun semakin nggak konsen, malah gue memanfaatkan wifi kampus buat online memantau RF mana saja yang sudah datang ke dipo JNG. Dan gue dapat kabar beberapa RF ngawur sedang diusir karena hunting tanpa izin. Kelar kuliah pun gue langsung cabut ke Stasiun Universitas Indonesia buat naik KRL Commuter Line karena takut nggak sempet kalo naik yang Ekonomi, kebetulan dapet tebengan dari si Wahyu, sampai loket gue membeli 1 Tiket CL bogor-jatinegara dan 2 tiket ekonomi bogor-pasar minggu buat koleksi karena tiket ekonomi dari stasiun UI ini unik karena masih stok lama :p

Sebentar saja KRL tujuan Bogor - Kota datang dijalur 2, tanpa basa-basi gue langsung naik dan berniat transit di manggarai karena percuma juga naik yg ke jatinegara soalnya muter ke tanah abang dulu yang ujung-ujungnya gue transit manggarai. Beruntung gue dapet KRL jenis TM-05 yang terkenal nyaman disuspensinya. Masuk manggarai dijalur 5, gue tanya sentinel ternyata KRL tujuan bekasi masih setengah jam lagi dan gue pun manfaatin waktu buat sholat dan jajan diperon 4.

Tepat pukul 15.00 KRL (lagi-lagi) TM-05 masuk ke jalur 4 stasiun manggarai dan gue langsung naik, beruntung biarpun penuh tapi ga terlalu berdesakan. Gue diri disamping pintu soalnya cuma naik satu petak ke jatinegara.

Sampai jatinegara jam 15.05 langsung gue nelpon shena yang ternyata udah hunting di dipo (Dengan izin tentunya), sepanjang jalan menuju dipo gue ketemu RF yang ternyata ngga boleh masuk ke dipo lantaran tidak bersikap sopan, tapi alhamdulillah pas izin di pos langsung mendapat izin dengan ramahnya kru dipo mempersilahkan gue buat masuk ke dipo induk JNG. Selentingan-selentingan negatif tentang PKD Stasiun dan Dipo yang "katanya" arogan sekali lagi tidak terbukti.

Setelah mengantongi izin, gue langsung nemuin RF yang udah ngumpul duluan disana, ada om inoe, nanda, shena dll. Lanjut gue hunting ini loko kenangan meskipun cuma pake kamera HP.

CC 201 129R Skema Merah Biru




CC 201 135R eks PLH gubug

Nostalgia :)







Memaksimalkan kamera ponsel.




Lupa seri berapa.




Kebetulan ada yang lagi diputer diturn table, potret aja.

Berhubung ada acara dirumah, gue pun gak bisa berlama-lama bersama Loko RnB ini, setelah puas, gue pun pamit sama anak-anak yang lagi kongkow diturn table.




Sampai berjumpa Loko RnB diskema warna yang baru nanti :)




Sabtu, 01 September 2012

Railfans, Sebuah Cerita.

Hari ini saya kembali berkendara diatas dua pasang besi. Dengan perasan ria setelah dibuat jengkel dengan sistem sebuah instansi yang ngga bonavit-bonavit amat. Tapi yang paling menyenangkan adalah joyride hari ini dilaksanakan berdua dengan ayah tercinta. Sosok gagah yang mengenalkanku dengan perkeretaapian dinegara yang indah ini.

Seakan flashback ke masa lampau dimana bepergian dengan kereta api adalah hal yang sangat menyenangkan bagi saya pribadi. Ya, meskipun beberapa teman saya mengenal saya sebagai bismania. Tetapi secara tidak langsung jiwa railfans saya sudah melekat dari sejak kecil. Jika anda belum tau apa itu Bismania dan Railfans, dua kosakata tersebut mengandung makna hobi diluar mainstream yang mana menyukai hal-hal didunia per-bis-an maupun per-kereta-apian.

*saya bersama keluarga dan rangkaian sawunggalih utama, 1997*

Semasa kanak-kanak, ayah saya kerap kali mengajak saya untuk ikut ke tempat kerjannya yang kebetulan dekat dengan lintasan KA. Biasanya saat kerja lembur dan setelah itu beliau seringkali mengajak saya jalan-jalan naik kereta (Joyride). Dari yang membeli karcis sampai yang hanya nebeng. Saat itu saya begitu menikmati tiap putaran roda besi yang begitu menggetarkan, utamanya saat melewati wessel (percabangan rel). Begitu merdu ditelinga, setidaknya hati kecil saya berkata begitu. Dari jaman tiketnya masih tipe edmonson (bentuknya seperti karton).
Yang paling berkesan saat joyride jabodetabek (dulu hanya jabotabek) adalah ketika mencoba KRL Pakuan Ekspress Jakarta - Bogor yang mana dulu menggunakan rangkaian KRL Toei 6000.

*Eks rangkaian pakuan ekspress era 2003an*

Sekitar januari 2002 saya dan ayah saya pergi mengantar kakek saya ke kutoarjo. Berangkat naik bus, pulang naik kereta (komplit). Hanya sebentar memang, tapi saya diajak ayah saya mengenal lebih jauh stasiun kutoarjo, tempat bermainnya saat kanak-kanak. Yang paling saya ingat adalah saat saya diajak melihat tempat untuk membalik arah lokomotif  (turn table). Saya senang sekali waktu itu, dan peristiwa itu masih melekat dibenak saya.

Terus terang saya memang kurang intens bepergian jarak jauh, itu berimbas ke jarangnya saya menggunakan kereta api jarak jauh. Kebetulan orang tua saya jarang "mudik lebaran". Tapi pada lebaran 2006 saya dan kakak saya berkesempatan untuk berlebaran dikampung halaman mengunjungi kakek saya. Saya naik KA Sawunggalih Utama pagi (Dulu Kutojaya Bisnis) dari stasiun Jatinegara yang mana saya tidak begitu bingung lantaran ayah saya banyak berkawan dengan pegawai stasiun yang mana semua membantu saya, kakak dan sepupu saya membawa barang ke dalam kereta. (Ketika itu KA jarak jauh masih berhenti normal distasiun jatinegara). Perjalanan mengesankan dimulai bersama hiruk pikuknya pedagang yang berseliweran menjajakan dagangannya.

Dulu begitu mudahnya menggunakan moda transportasi yang murah meriah ini (dulu ya, sekarang udah susah tiketnya, mahal pula).  Asal punya uang cukup, saat nongkrong distasiun langsung beli tiket dapat saat itu juga. Naik KRL pun masih lebih manusiawi dibanding saat ini. Tapi ya begitulah perkeretaapian di 2012 ini, semoga bisa lebih baik lagi.

*kembali flashback*

Persepsi saya saat kanak-kanak yaitu kereta warna putih beserta lokomotifnya adalah kereta high class yang mana saat itu rasanya mustahil bisa menaiki kereta kelas argo secara reguler (pernah sekali, tapi cuma nebeng Jatinegara-Gambir). Saya kagum sekali. Saat diperlintasan saya pernah tertahan didalam mikrolet M04 bersama ayah. Beliau berkata, "bal, nih argo pasti yang lewat". Saya mengangguk sambil bersiap mengamati pemandangan yang indah itu. Ternyata yang lewat adalah rangkaian kereta barang, jauh berbanding terbalik dengan "kereta bangsawan" yang selalu mengundang decak kagum itu. Kami tertawa bersama, sungguh moment yang indah. Belakangan saya baru tau kalau itu rangkaian KA Batu bara.

Darisitu banyak yang bisa saya pelajari, seperti bisa menunggu sabar diperlintasan. Berhenti beberapa menit demi keselamatan bersama, menikmati deru roda besi. Saya begitu jengkel manakala mobil yang saya tumpangi menerobos begitu saja palang pintu yang sudah mulai menutup. Sungguh menyeramkan, Saya pun pernah menyaksikan orang bodoh nyaris terhantam lokomotif yang sudah lusinan meter dari ujung nyawanya. Sungguh BODOH.

Banyak sebenarnya yang ingin saya curahkan, namun memang saya agak sulit untuk menuangkan apa yang sudah lampau kedalam tulisan.

Bogor, 01-09-2012

Muhamad Ikbal Bachtiar

Selasa, 19 Juni 2012

Joyride KA 280 Cepat Purwakarta


Ini sih ga sengaja, awalnya mah cuma mau nongkrong di CUK sama si obet, tapi emang dasar jancuk dia ujug-ujug ngajak joyride bareng shiena ke PWK jam 7 sedangkan KA 280 berangkat JNG jam 9an!!!! Buru-buru gue mandi dan langsung ngacir ke JNG.

Dasar sial angkot yang gue tunggu-tunggu gak nongol-nongol dan sekalipun muncul penuh banget, terpaksa gue naik angkot arah rambutan dan transit di tem-teman nagrak. Brengseknya, mobil 56 ini ngetemnya amit-amit sampe sang driver entah dimana batang idungnya. Harap-harap cemas berangkat juga ini mobil brengsek dan Alhamdulillah cepat penuh penumpang sepanjang jalan dan gue langsung nyambung 06A ke JNG dan emang dasar sial gue diturunin di lamer bypass. Tapi alhamdulillahnya KA 280 TELAT! (doa gue terkabul).

Hunting sebentar dan batere kamera gue mepet, yaudah ke indomart di peron 1, trus gak lama KA 280 pun dateng masuk jalur 5 tanpa dosa...

Oke, gue naik ke K3 0 66 76 ke deket bordes nemuin shiena yang udah cengar-cengir dipojokan. Sementara si obet naik dari BKS soalnya CUK ga jual tiketnya. Selama perjalanan gue jarang motret karena asyik ngobrol sama bocah-bocah sinting ini.

Selalu kena susul bahkan 2 kereta sekaligus, cuma gue lupa stasiunnya. Pengamen dan kicauan pedagang hilir mudik silih berganti, maklumlah kereta rakyat. Dari laki-laki, perempuan sampai peleburan keduannya pun ada -___-". Ada juga beberapa anak jalanan yang lg mabok lem di bordes, tapi gue gak peduli. Inilah realita negara kita yang mana pejabatnya aja mabok semua.

Memasuki stasiun cikampek, jalur KA akan bercabang, ke cirebon dan bandung. KA ini berbelok kearah bandung (diatur PPKA tentunya) dan lintasan rel mulai
 meliuk-liuk.

Terus Meliuk...

 Bergoyang :D


KA memasuki Sta. Purwakarta saat adzan dzuhur berkumandang, masuk sepur 3 dan untuk yang ingin melanjutkan perjalanan murah meriah ke bumi parahyangan, rangkaian KA Lokal Cibatu a.k.a "argo gentong" a.k.a "mandra" a.k.a "jim west" telah stabling di sepur 4. Lalu seperti biasanya, beberapa menit kemudian KA 24 Argo Parahyangan tujuan Bandung melintas langsung di sepur 2.


Ditarik Lok CC 201 89 10 Dipo induk JNG


KA 24 Argo Parahyangan ditarik lok CC 203 02 04 Dipo induk BD relasi GMR-BD Melintas langsung...

Jalan-jalan dulu motret sisa-sisa kejayaan stasiun ini dimasa lampau.

Menara air, dulunya buat isi air ke Lok uap...

Ini eks turn tablenya...

Eks dipo Lok uap, megah banget kan? :D

Sayang banget ga ada usaha untuk melestarikan, terbengkalai begitu aja :(

Sebelum pulang, liat langsiran gerbong bagasi yg dipindah ke belakang rangkaian.


Purwakarta station's



Narsis dulu masbro :p


NB:
JNG : Jatinegara
CUK: Cakung (ini singkatan yg paling gak nyambung)
BKS: Bekasi
PWK: Purwakarta
GMR: Gambir
BD: Bandung
PPKA: Pengatur Perjalanan Kereta Api.

Kamis, 22 Maret 2012

Ekspedisi Nambo Part III (21-03-2012)

Ya ini sih ga sengaja ya, walaupun emang gue udah punya rencana buat nyelesein trekking kemaren yg belum kelar. Temen gue udah pada gakada waktu dan males, tapi gue masih penasaran karena nanggung jd belum puas gitu deh.

***
Pagi itu seperti biasa ibu gue nyuruh gue olahraga, minimal jalan kaki kemana aja, nah ibu gue sih nyuruhnya jalan ke cileungsi. Berangkatlah gue dengan bekal seadanya namun ditengah perjalanan gue berubah pikiran, karena gue pikir gak seru kalo cuma jalan kaki dipinggir jalan doang. Alhasil cuma ada rel nambo yang ada dipikiran gue karena belum selesai gue telusurin, kebetulan gue ketemu si najib jadi gak perlu jalan kaki sampai jalan raya (lumayan irit tenaga :p).

*ceritanya adegannya di cut sutradara*

oke gue pun mendarat di stasiun cibinong, yes pagi ini i mau trekking sampe pd. rajeg. lumi capenya kalo sampe citayam. ek pun tida tau jalan (ah sudahlah bahasa gue udah mulai kebawa si otong koil ditwitter).

Perjalanan panjang dimulai dari sini...


Aktivitas disekitar rel


Wessel Stasiun Cibinong


Wessel bandul


Papan namanya udah di"amankan" :(


Ini waktu taun kemaren gue kesini


Oh indahnya negeriku...

Banyak sekali aktivitas warga distasiun ini, ini yang membuat gue makin bersemangat buat menyusuri dua batang besi yang membentang bertopang ribuan rusuk beton.

Stasiun Cibinong.


Terus berjalan dan berjalan meskipun cuma sendirian, tapi dengan banyaknya warga yang melintas jadi tetep rame :D bahkan ada yg jemur kerupuk..



Hahaha, seneng liat segala warna-warni masyarakat dinegara ini, persetanlah sama koruptor.

Buat bukti perjalanan...


"Gak ada kamera digital, ponsel pun jadi. gak ada tripod, bekas tiang sinyal pun jadi"


oke, makin kesana makin sepi, semak belukar juga makin rimbun. Tapi pantang mundur, gue terus melangkah...






"Dimana sepur berpijak, disitulah apem dijunjung"


Sialan, candid ketauan...
Untung gak ditabok :p

flyover cikaret.


Narsis itu tidak haram


Relnya udah terkubur...


Karena semak-semak makin gak bersahabat, gue terpaksa turun ke pinggiran rel.


Tampak dari kejauhan ada petugas sedang mengukur jalan rel, ini membuat gue penasaran akan kabar-kabur tentang reaktivasi jalur ini yang sama sekali gak ada perkembangan.


Gue pun mencoba bertanya sama salah seorang petugas, ternyata cukup ramah meskipun gue "mengganggu", hehe. Satu jawaban yang membuat gue seneng, yaitu pas gue tanya, "apakah jalur ini akan direaktivasi?" beliau menjawab,"Ya".
Satu jawaban yang benar-benar membuat gue semangat, ya meskipun belum pasti kapan. Tetapi ini pertanda positif bukan?

Selamat bekerja pak!


Yuk jalan lagi...
Pas udah jalan beberapa ratus meter, gue ketemu bapak-bapak, lalu gue tanya stasiun pondok rajeg masih jauh apa ngga. Beliau menjawab, "tuuhhh disitu".
Wah udah deket berarti, tapi kok gak keliatan yah???
Ternyata lintasannya melengkung, haha
Gak berapan lama jalan akhirnya nampak PJL Pondok Rajeg.


Posnya modern udah pake panel surya buat sumber listriknya.

Stasiun Pondok Rajeg.



Sebenernya sih cuma sampe sini rencananya, tapi berhubung gue penasaran sama jembatan yang melintasi diatas sungai ciliwung, lanjut. tar gampang balik lagi. Tapi ditengah jalan gue ketemu bapak-bapak yg sedang jalan direl, kayaknya olahraga juga. yang bertanya arah jalan ke pemda bogor. Setelah gue kasihtau gue pun iseng tanya jarak ke stasiun citayam. Katanya sih lumayan, tapi jalan aja. Nah gue jadi semangat nih. Bablaslah gue ke citayam...

Lapas Pondok Rajeg


Memasuki Jembatan Ciliwung

Narsis

Bikin penasaran pengen turun...

Secara konstruksi jembatan ini sama dengan jembatan dinambo.



Pas udah manjat setengah tangga, gue baru ngeh pelindungnya udah ngga. Mendadak parno dah -___-

Pelindung hilang


Rel gongsolnya pun tak luput digondol tikus kepala item.

Rel dipotong.

Pagar jembatan pun tak luput "diamankan"

Ini kayak bekas Pos Perlintasan tapi gak ada bekas palangnya. Jalannya pun hanya tanah.

Jembatan yang melintang diatas rel

Jembatan entah jalan raya apa

Gue ketemu bapak-bapak yang sedang mencari rumput, gue tanya jarak ke citayam. katanya paling 1,5km lg (Y)

Ini kayak wessel tapi kok gak bercabang? *bingung*

Sayup terdengar suara "gujes-gujes", gue pun kegirangan. Tampak pula dari jauh kabel LAA untuk KRL...

Makin nampak...

Nampak kereta dari kejauhan...

Jalur hidup dan jalur mati

Akhir perjalanan...


Antara LELAH dan GEMBIRA....


Congratulation! buat diri gue sendiri. Hahahahaha :D